kesehatan

Kesehatan

Senin, 05 September 2011

Trauma Pada Meniskus

Luka traumatis pada meniskus sering terjadi pada anak muda yang aktif, dengan perkiraan 60 sampai 70 sobekan setiap 100,000 orang. Tekanan dan kompresi atau stres yang melebihi kekuatan dari matriks meniskus pada arah manapun akan merobek jaringan. Degenerasi intrinsik dari meniskus dimulai pada usia 30 tahun dan bertambah seiring dengan meningkatnya usia, dan terjadi baik pada laki-laki maupun wanita, baik pada individu yang aktif maupun tidak aktif. Seringkali, pasien-pasien ini tidak dapat mengingat adanya luka yang spesifik. Robekan degeneratif seringkali memiliki bentuk yang yang kompleks. Analisis histologik dari jaringan meniskus yang mengalami degenerasi memperlihatkan degenerasi musinosus, hiposelularitas dan hilangnya kumpulan serat kolagen normal. Jaringan meniskus degeneratif dikatakan memiliki potensi yang lebih rendah untuk penyembuhan; oleh karena itu penampilan dan konsistensi dari meniskus harus sangat diperhatikan pada saat pembedahan.
            Walau bagian perifer dari meniskus memiliki pembuluh darah, tetapi sebagian besar meniskus merupakan jaringan avaskular dan membutuhkan nutrisi yang didapatkan melalui difusi cairan sinovial. Robekan meniskus di daerah perifer memiliki potensi untuk sembuh, sedangkan robekan yang terjadi pada zona avaskular dari meniskus memiliki kemungkinan sembuh yang rendah.
                     Gambar 1. Robekan Meniskus
                     Dikutib dari : Cambel

            Penelitian menunjukkan bahwa sel-sel pada zona permukaan memiliki peranan penting dalam proses perbaikan defek pada meniskus. Pemeriksaan terhadap respon sel pada model in vivo untuk penyembuhan luka pada meniskus memperlihatkan bahwa sel-sel permukaan mengekspresikan alpha smooth muscle actin yang bermigrasi ke arah luka.
            Konsep bahwa meniskus akan beregenerasi setelah diangkat, dulu menjadi dasar dari dilakukannya total meniscectomy. Penelitian pada binatang menunjukkan bahwa setelah meniscectomy terjadi pertumbuhan kembali pada sebagian struktur yang dengan bentuk dan tekstur  yang sama dengan meniskus yang diangkat. Hipotesis yang dibuat adalah bahwa pendarahan dari pembuluh darah perimeniskal akan membentuk bekuan daarah di ruangan periferal sendi. Walaupun jaringan regenerasi menyerupai jaringan meniskal perifer yang normal, material pembentuk dan fungsi dari meniskus hasil regenerasi ini masih tidak diketahui.
            Pergerakan sendi dan kemampuan sendi menahan beban adalah 2 parameter penting yang dapat mempengaruhi penyembuhan meniskus dan harus diperhatikan dalam perencanaan manajemen setelah operasi. Efek dari imobilisasi telah diteliti pada beberapa model binatang. Sebuah penelitian pada anjing menemukan bahwa imobilisasi cast dari lesi meniskal yang telah diperbaiki pada zona vaskular mengakibatkan penurunan pembentukan kolagen 10 minggu pada kelompok imobilisasi dibandingkan dengan kelompok kontrol normal dengan imobilisasi.
            Tingkat keparahan dan tipe beban yang mencederai meniskus berpengaruh terhadap pemulihan meniskus dipengaruhi oleh variasi dari pola kerusakan pada meniskus. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan tipe, tingkat keparahan dan durasi dari beban yang diperoleh dan pengaruhnya terhadap penyembuhan meniskus.
            Teknik penggunaan MRI pada lutut meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi proses patologis pada meniskal dengan lebih akurat. Teknik supresi lemak dengan seleksi frekuensi yang dapat memperlihatkan cairan di daerah yang diperbaiki sekarang dapat dipergunakan untuk membedakan antara jaringan yang telah pulih dan robekan persisten. Teknik ini dapat mengeliminasi kebutuhan untuk pemberian intra artikular kontras untuk melihat penyembuhan meniskal.
           MRI memberikan informasi mengenai air, kolagen dan komponen GAG dari matriks. Teknik MRI terbaru meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi struktur arsitektur dan komposisi biokemikal dari jaringan ikat pada matriks ekstraselular.
Indikasi untuk perbaikan meniskus telah dijelaskan dengan baik. Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan adalah lokasi, tipe, panjang luka dan juga kualitas dari jaringan, kronisitas dari robekan, umur pasien dan stabilitas lutut. Faktor yang paling penting untuk diketahui adalah lokasi robekan, karena robekan pada bagian perifer dengan vaskularisasi dapat meningkatkan respon kesembuhan. Robekan yang ideal untuk diperbaiki adalah yang akut, vertical dan terletak longitudinal di sepertiga perifer dari meniskus (red-red tear) pada pasien muda yang memiliki lutut yang stabil atau akan menjalani rekonstuksi yang berhubungan dengan ACL. Mengingat betapa pentingnya meniskus, perbaikan juga dapat dilakukan pada robekan yang mencapai pusat meniskus yang avaskular (red-white tear) pada pasien muda. Tingkat kesembuhan setelah perbaikan yang dilakukan pada meniskus bagian lateral tampak lebih baik dibandingkan pada meniskus bagian medial, oleh karena itu indikasi untuk perbaikan meniskus bagian lateral lebih besar.
Teknik yang tersedia untuk memperbaiki meniskus meliputi metode open, outside-in, inside-out, all inside arthroscopic dan Fachry’s Technique. Beberapa teknik telah dikembangkan untuk menyediakan perdarahan untuk bagian dalam meniskus yang avaskular. Penelitian eksperimental menunjukkan bahwa dengan menghubungkan lesi di daerah avaskular dengan suplai darah pada perifer melalui pembuluh darah dapat menyebabkan lesi ini sembuh dengan normal. Walaupun demikian, pembuatan saluran pembuluh darah yang besar dapat mengganggu arsitektur serat kolagen yang normal pada meniskus perifer. Metode lain untuk menstimulasi pertumbuhan vaskularisasi telah dicoba, termasuk abrasi sinovial, penggunaan pedicle graft of synovium dan meniscal rasping. Prosedur-prosedur ini dilakukan dengan tujuan membentuk jalinan vaskular yang akan bermigrasi dari sinovium menuju daerah luka dan mendukung respon penyembuhan.
Pendekatan terbaru telah dilakukan melalui aplikasi dari biologi sel dan biologi molekuler untuk meningkatkan penyembuhan dan regenerasi meniskus. Berbagai macam faktor pertumbuhan telah diidentifikasi sebagai molekul pengirim sinyal yang mengontrol perilaku mitogenik dan diferensiasi sel.
            Tantangan terbesar dari aplikasi faktor pertumbuhan pada saat ini adalah menemukan cara agar faktor yang telah dipilih dapat mencapai jaringan target. Karena dilusi yang cepat dan waktu paruh yang pendek, dosis tunggal faktor pertumbuhan mungkin tidak akan mencapai konsentrasi lokal yang adekuat untuk meningkatkan efek biologis yang signifikan.
            Walaupun teknik dari perbaikan meniskal dan meniscectomy parsial membatasi jumlah meniscectomy total yang dilakukan, tetapi ada beberapa keadaan dimana reseksi total dari jaringan adalah satu-satunya pilihan. Untuk memproteksi kartilago sendi lutut dari degenerasi setelah prosedur ini, dokter bedah telah melakukan beberapa pendekatan terhadap penggantian jaringan meniskal.
Tranplantasi meniskal merupakan pilihan rekonstruksi untuk pasien yang kehilangan meniskus akibat meniscectomy pasa masa lalu atau robekan meniskus yang tidak dapat diperbaiki. Penelitian laboratorium telah menyediakan bukti-bukti untuk penggunaan meniscal allograft secara klinis. Penelitian klinis telah membuktikan efektivitas dari prosedur ini dalam mengurangi nyeri dan pembengkakan serta dapat meningkatkan fungsi lutut. Hasilnya buruk pada pasien yang memiliki arthrosis tingkat lanjut dan hal ini merupakan kontraindikasi primer untuk prosedur ini. Seperti juga semua jaringan tubuh lainnya, tingkat keberhasilan dari transplantasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk persiapan jaringan, kecocokan jariangan antara donor dan penerima dan integritas biologikal dan biokemikal transplan untuk jangka panjang. Tujuan dari transplantasi meniskal adalah untuk melindungi kartilago artikular dari degenerasi yang progresif akibat meniscectomy.
Proses dari selular repopulasi membutuhkan migrasi dari sel-sel intrinsik menuju ke matriks meniskal, yang akan mengakibatkan pembentukan kembali struktural matriks. Efek biokemikal dari pembentukan struktural ini telah diteliti pada kambing dan dilaporkan bahwa graft dengan dengan derajat repopulasi selular yang paling tinggi memiliki distribusi beban yang paling tidak efektif. Selain itu, kemampuan dari sel-sel ini dalam mensintesis protein matriks dan mempertahankan matriks ektraselular sampai saat ini belum diketahui.
            Matriks sintetis dibuat dari kolagen yang telah direkonstruksi, submukosa usus halus, jaringan periosteal dan material lainnya yang dapat menggantikan jaringan meniskus yang rusak. Penelitian eksperimental inisial menunjukkan bahwa matriks sintetis memliki potensi dalam menggantikan meniskus.
            Teknik rekayasa jaringan menggunakan polimer yang dapat diabsorpsi oleh sel dan faktor pertumbuhan juga sedang dikembangkan. Menciptakan rekayasa jaringan meniskus membutuhkan pertimbangan bilogis yang spesifik seperti tipe sel, matriks, desain bioreaktor dan kondisi lingkungan. Sel meniskal, fibroblas, kondrosit dan sel induk mesenkimal diharapkan dapat bertindak sebagai sumber sel potensial dan telah dibiakkan baik secara in vivo dan in vitro.
            Transfer gen telah dikenal sebagai pendekatan baru untuk penyampaian faktor petumbuhan lokal. Penelitian terbaru memperlihatkan kemampuan untuk mentransfer fibrokondrosit meniskal dengan gen baru menggunakan teknik gen terapi. Beberapa peneliti telah menunjukkan kemampuan untuk mentransfer gen spesifik ke dalam sel`  meniskal  menggunakan vektor retroviral dan adenoviral. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar